Kadangkala gambar hasil rekayasa digital bisa tampil begitu meyakinkan sehingga mampu mengecoh orang yang melihatnya.
Salah satu contoh terbaru terjadi di Negeri Tirai Bambu, tempat situs online milik surat kabar Global Times keliru memuat gambar helikopter tempur palsu.
Seperti dikutip dari Kotaku, gambar hasil rendering 3D tersebut muncul di laman Huanqiu.com milik Global Times,
lengkap dengan teks yang menyebutkan bahwa helikopter itu kemungkinan
merupakan konsep mesin perang buatan Pasukan Beladiri Jepang.
Ditambahkan pula bahwa helikopter yang bersangkutan "terlihat seperti
model dari film fiksi ilmiah karena teknologi untuk membuatnya belum
tersedia". Galeri gambar-gambar helikopter ditampilkan di rubrik
"militer".
Berita tentang hal ini bahkan muncul juga lewat kantor berita Xinhua yang mengutip Global Times dan mengatakan bahwa helikopter futuristik itu merupakan konsep yang didesain oleh kalangan "profesional Jepang".
Padahal, gambar helikopter ini bukan dibuat oleh Negeri Sakura,
melainkan seseorang warga Indonesia bernama Ridwan Chandra Choa yang
pernah bekerja sebagai seniman digital Lucasfilm Animation di Singapura.
Ridwan mengunggahnya ke situs DeviantArt.
Beberapa pengguna di situs jejaring sosial Weibo meragukan keaslian
helikopter dalam gambar. "Tanpa baling-baling ekor, bagaimana caranya
dia bermanuver?" tanya seorang pengguna.
Beberapa pengguna lain berkomentar bahwa desain helikopter lebih mirip benda di buku komik ketimbang mesin perang sungguhan.
Sebenarnya gambar tersebut sudah dibubuhi alamat URL DeviantArt—berikut nama dan tanda tangan sang kreator—dalam alfabet latin yang menunjukkan bahwa helikopter 3D di dalamnya hanya dimaksudkan sebagai sebuah karya seni. Namun, agaknya mereka tidak menyadari hal ini.
Beberapa pengguna lain berkomentar bahwa desain helikopter lebih mirip benda di buku komik ketimbang mesin perang sungguhan.
Sebenarnya gambar tersebut sudah dibubuhi alamat URL DeviantArt—berikut nama dan tanda tangan sang kreator—dalam alfabet latin yang menunjukkan bahwa helikopter 3D di dalamnya hanya dimaksudkan sebagai sebuah karya seni. Namun, agaknya mereka tidak menyadari hal ini.
0 komentar:
Jangan Lupa Tinggalkan Pendapat Anda di Kotak Komen Ini Ya. ^_^