Pemerintah
saat ini sedang mengalami suatu dilema yang besar mengenai opsi tentang
kenaikan harga BBM. Wajar saja ini terjadi, melihat subsidi BBM ini
tidak tepat sasaran karena mereka yang menikmati adalah orang-orang yang
memiliki kendaraan pribadi khususnya mobil yang umumnya berasal dari
kalangan menengah atas. Di samping itu, setiap tahunnya subsidi BBM
telah menyedot sekitar 211,9 triliun pada tahun 2012 dalam APBN.
Bayangkan uang 211,9 triliun hanya menghasilkan asap polusi yang merusak
lingkungan. Seharusnya dana 211,9 triliun tersebut dapat dialokasikan
untuk hal lain seperti pendidikan, kesehatan, dan perbaikan
fasilitas-fasilitas umum.
Tetapi perlu diketahui apabila pemerintah ingin menaikan harga BBM pemerintah harus memiliki strategi jitu agar kebijakan ini tidak merugikan rakyat kecil. Kita tahu bahwa kenaikan harga BBM dapat memicu terjadinya kenaikan harga lain seperti harga sembako. Dengan naiknya harga sembako sebagai akibat dari kenaikan harga BBM dapat menambah penderitaan rakyat kecil. Menurut dosen Sosiologi Universitas Indonesia Prof. Thamrin Tomagola pemerintah menaikan harga BBM hanya melihat dari “kacamata kuda” artinya pemerintah hanya melihat ini dari aspek makro ekonomi tidak melihat dari aspek mikro ekonomi. Secara makro ekonomi, kenaikan harga BBM dapat menyelamatkan APBN yang selama ini terbenani oleh subsidi BBM namun secara mikro ekonomi ini dapat menambah beban rakyat kecil dengan penghasilan yang pas-pasan . oleh sebab itu, sekali lagi penulis menegaskan bahwa perlu adanya strategi jitu dari pemerintah dalam melaksanakan kebijakan kenaikan harga BBM ini.
Indonesia
sejak tahun 2004 sudah mulai mengimpor minyak dari luar negeri, dan
pada tahun 2008 Indonesia keluar dari OPEC. Ini artinya cadangan minyak
Indonesia sudah tidak cukup untuk menopang kebutuhan minyak dalam
negeri. Bahkan dalam beberapa dasawarsa kedepan mungkin cadangan minyak
Indonesia akan segera habis. Perlu adanya upaya penyelamatan BBM untuk
kedepannya. Kurang lebih kebutuhan akan BBM di Indonesia mencapai 1,3
juta Barel per hari dan sebagian besar hanya berkutat di daerah
jabodetabek saja. Mungkin kelangkaan BBM tidak begitu dirasakan bagi
penduduk yang berada di pulai jawa khususnya wilayah jabodetabek karena
sebagian besar pasokan BBM dialokasikan untuk daerah tersebut. Sangat
kontras untuk daerah-daerah yang menghasilkan minyak seperti di
Kalimantan dan Sumatra yang justru sangat sedikit mendapatkan pasokan
BBM sehingga terjadi antrian yang panjang di beberapa SPBU di Sumatra
dan Kalimantan. Dapatkah kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM
tersebut diiringi dengan pengalokasian yang seimbang di setiap daerah ?
Jika
harga BBM benar-benar naik, dapat di prediksi akan terjadi inflasi pada
tahun ini sebesar 7,03% dan ini jauh dari asumsi makro APBN 2013 yang
hanya 4,9%. Semakin menderita
saja rakyat kecil apabila inflasi yang terjadi sebesar itu. Harga
sembako, tarif angkutan umum, tarif dasar listrik, dan lain-lain akan
melambung tinggi. Menurut dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia
Andrinof Chaniago BBM boleh saja naik tapi jangan 30 % karena akan
menimbulkan inflasi yang besar, cukup 15 % saja apabila pemerintah ingin
menaikan harga BBM. Di dalam pemerintah sendiri pun terjadi pro kontra
akan kebijakan kenaikan harga BBM ini. PKS adalah partai yang kontra
akan kenaikan harga BBM ini padahal PKS sendiri merupakan partai koalisi
pemerintah. Hal ini mengakibatkan PKS di depak dari koalisi.
Perlunya Strategi Jitu Pemerintah
Agar
tidak menambah penderitaan rakyat kecil, pemerintah harus memiliki
strategi jitu jika benar-benar ingin menaikan harga BBM. Demi
menyelamatkan APBN yang tiap tahunnya digrogoti oleh subsidi BBM maka
opsi kenaikan harga BBM adalah solusi yang tepat tetapi kenaikan
harganya tidak secara drastis, kenaikan harga BBM harus dilakukan secara
bertahap. Seperti yang dikatakan Andrinof Chaniago BBM boleh naik hanya
sekitar 15% saja. Untuk membantu rakyat kecil agar selamat dari dampak
kenaikan harga BBM pemerintah harus memberikan bantuan dana yang dapat
berupa BLT ( Bantuan Langsung Tunai ) dengan metode yang berbeda agar
BLT tersebut dapat sampai kepada mereka rakyat kecil. Selain kebijakan
kenaikan harga BBM yang dilakukan demi menyelamatkan APBN, pemerintah
juga harus menerapkan diversifikasi energy guna menyelamatkan cadangan
minyak Indonesia untuk beberapa dasawarsa kedepannya salah satunya
dengan gas. Pemerintah dapat melakukan diversifikasi energi dari minyak
ke gas lewat kendaraan umum, sehingga pemerintah harus meningkatkan
kuantitas dan kualitas kendaraan umum agar masyarakat cenderung
menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi demi
menyelamatkan cadangan minyak dalam negeri beberapa dasawarsa
kedepannya.
Saat
ini pemerintah memiliki tiga opsi mengenai kenaikan harga BBM. Yang
pertama harga BBM naik dan memberikan bantuan dana kepada rakyat kecil
berupa BLT, yang kedua menaikan sedikit harga BBM dan memberikan sedikit
BLT kepada rakyat kecil, dan yang ketiga BBM naik tanpa adanya BLT
kepada rakyat kecil.
Dalam
menjawab pertanyaan haruskah BBM naik ? maka jawabannya adalah YA. BBM
harus naik demi menyelamatkan APBN kita tetapi harus diiringi dengan
adanya bantuan kepada rakyat kecil agar mereka selamat dari dampak
kenaikan harga BBM ini.
0 komentar:
Jangan Lupa Tinggalkan Pendapat Anda di Kotak Komen Ini Ya. ^_^