Desa ini begitu menakjubkan. Anak-anak yang terlahir perempuan `berubah` menjadi lelaki saat usia pubertas. Perkiraannya satu dari 90 gadis kecil berubah menjadi anak laki-laki ketika berusia 12 tahun karena kelainan genetika langka.
Desa terpencil itu adalah Salinas, di Republik Dominika barat daya.
Contohnya saja Johnny yang secara fisik dan biologis laki-laki. Tapi,
penisnya (Mr P) tidak tumbuh sampai dia mengalami pubertas. Ia menjadi
bagian dari 90 anak perempuan yang berubah menjadi lelaki.
Meskipun kisah Johnny terlihat luar biasa, kasus gadis kecil berubah
menjadi anak laki-laki begitu umum di desa itu sehingga tidak lagi
dianggap abnormal. Anak-anak tersebut hanya disebut sebagai
`guevedoces`, yang artinya ‘penis di 12′.
Bayi Guevedoce juga disebut “machihembras” yang berarti “pertama
seorang perempuan, kemudian seorang pria.” Ini lebih kepada bayi
laki-laki lahir tanpa testis sehingga terlihat seperti anak perempuan.
Selama pubertas, penis dan testis mulai tumbuh.
Meskipun memiliki prostat lebih kecil, pria guavadoce adalah laki-laki secara biologis dalam semua aspek.
Johnny (24) awalnya bernama Felecitia. Ia dilahirkan dibesarkan
orangtuanya sebagai seorang gadis. Johnny, berubah menjadi anak
laki-laki ketika berusia tujuh.
Dia berbicara kepada Dr Michael Mosley untuk BBC2 series Countdown to Life – The Extraordinary Making of You”.
“Saya ingat, dulu saya mengenakan gaun merah kecil,” katanya. “Saya
lahir di rumah bukan di rumah sakit. Mereka tidak tahu jenis kelamin
saya,” lanjutnya.
“Saya pergi ke sekolah dan memakai rok. Saya tidak pernah suka
berpakaian seperti seorang gadis. Ketika mereka membelikan saya mainan
anak perempuan, saya tidak pernah suka bermain dengannya. Yang ingin
saya lakukan adalah bermain dengan anak laki-laki,” kata Johnny seperti
dilansir Telegraph.
Endokrinologi Cornell Dr. Julianne Imperato menjadi salah satu dokter
pertama yang mempelajari fenomena tersebut pada 1970-an. Dia melakukan
perjalanan ke desa terpencil di Republik Dominika setelah mendengar
rumor. Imperato membuat terobosan medis dengan menjelaskan fenomena
medis.
Apa Sih Penyebabnya?
Kelainan genetik langka ini terjadi karena enzim yang hilang yang mencegah produksi hormon seks laki-laki – dihidro-testosteron – dalam kandungan.
Kelainan genetik langka ini terjadi karena enzim yang hilang yang mencegah produksi hormon seks laki-laki – dihidro-testosteron – dalam kandungan.
Semua bayi dalam kandungan, apakah laki-laki atau perempuan, memiliki
kelenjar internal yang dikenal sebagai gonad dan benjolan kecil di
antara kaki mereka yang disebut tuberkulum.
Pada sekitar delapan minggu, bayi laki-laki yang membawa kromosom Y
mulai memproduksi dihidro-testosteron dalam jumlah besar, yang membuat
tuberkulum menjadi penis. Pada perempuan, tuberkulum menjadi klitoris.
Tetapi beberapa bayi laki-laki yang hilang enzim 5-α-reductase memicu
lonjakan hormon, sehingga mereka tampaknya lahir sebagai perempuan
tanpa testis dan terlihat sebagai vagina.
Ketika pubertas, produksi testosteron lebih besar dan muncullah organ
reproduksi laki-laki. Suara mereka membesar dan Mr. P tumbuh.
Seorang gadis kecil bernama Carla (9) saat ini akan melalui
transformasi yang sama. Meskipun dibesarkan sebagai seorang gadis,
ibunya melihat Carla dari usia lima tahun cenderung suka mainan anak
laki-laki.
“Saya merasa seperti seorang pria sekarang,” katanya.
Banyak juga mereka yang berubah jadi lelaki memutuskan tidak mengubah
nama perempuan mereka, sehingga beberapa pria di Salinas memiliki nama
seperti Catherine.
Dr Michael Mosely mengatakan, ketika Dr Imperato menyelidiki
Guavadoces ia menemukan alasan mereka tidak memiliki alat kelamin
laki-laki saat lahir. Penemuannya itu kemudian digunakan perusahaan
raksasa farmasi Amerika, Merck untuk membuat obat yang disebut
finasteride, yang menghambat aksi dari 5-α-reductase.
“Sekarang banyak digunakan untuk mengobati pembesaran jinak pada
prostat dan kebotakan pria. Yang, saya yakin, banyak laki-laki yang
benar-benar bersyukur,” ungkap Mosely.
Sekitar satu dari 90 anak di Salinas merupakan guevedoces. Meskipun
mereka menyerupai laki-laki yang normal secara seksual, masih ada
perbedaan tipis di masa dewasa. Mereka kebanyakan mengalami penurunan
jumlah rambut wajah dan kelenjar prostat lebih kecil dibandingkan dengan
rata-rata pria.
Kondisi tersebut diperkirakan telah berlangsung dari generasi ke
generasi karena isolasi desa. Karena gangguan ini begitu luas dan telah
diakui, Republik Dominika memiliki tiga kategori seksual, laki-laki,
perempuan, dan pseudohermafrodit.
0 komentar:
Jangan Lupa Tinggalkan Pendapat Anda di Kotak Komen Ini Ya. ^_^